JAKARTA — Prof Said Aqil Siradj mengatakan awal menjabat Kas PBNU 500 juta, sekarang akhir periode kedua 1.8 T.
Warga Muhammadiyah berkomentar, aset Muhammadiyah 1000 T. Sebenarnya perbandingan yang tidak relevan.
Pertama, selama 32 tahun Soeharto berkuasa Muhammadiyah di anak emaskan Soeharto, sebaliknya NU dikebiri habis-habisan.
Dari Lailatul ijtima, event bulanan NU ranting/PCNU sampai muktamar diawasi, di intervensi.
Almarhum KH. Abdul Qadir Razi, mengisahkan dahulu para kiai NU kalau Lailatul ijtima banyak menggunakan bahasa Arab, supaya intel-intel orba tidak paham apa yang dibicarakan para kiyai.
Puncaknya intervensi Soeharto pada muktamar Cipasung, 1994, Muktamar NU paling menegangkan. Mau jatuh saja Soeharto masih menggencet NU.
Melihat fakta ini saja kita maklum wajar aset keduanya berbeda.
Kedua, Orientasi dan pola manajemen berbeda, Muhammadiyah persyarikatan, seluruh aset tersentralisi, NU Jam’iyah, aset bersifat otonom.
Jusuf Kalla pernah mengatakan, Muhammadiyah itu Holding company, sedangkan NU seperti waralaba, dimana kepemilikan aset atas nama individu para kiyai.
Ketiga, Fokus berbeda, NU menjaga tradisi keulamaan dan dinamisasi keilmuan turats, sedangkan Muhammadiyah moderisasi manajemen dakwah.
Modernisasi Dakwah bukan modernisasi Islam (Red), karena proyek modernisasi Muhammadiyah terbukti kontra produktif, malah membuat Muhammadiyah menjadi puritan dan ambang batas identitas dengan faham salafi, Wahabi menjadi bias karena kesamaan visi pemurnian Islam mereka sama, berkiblat pada Ibn Taimiyah.
Jadi sebaiknya sebagai anggota ormas jangan saling membandingkan, fokus saja, komentar yang bijak. Cuman sebagai tetangga, sebagai NU kultural.
Perlu di ketahui, Muhammadiyah punya PR besar untuk mengevaluasi kurikulumnya yang cenderung puritan, supaya kadernya tidak di predikat gerakan radikal dan terorisme.
Kalau NU dekat dengan penguasa, Muhammadiyah juga sama.
Yang pasti keduanya didirikan untuk berkontribusi kepada bangsa dan negara. Dan kita tidak akan pernah sampai pada perbandingan yang adil dalam menilai keduanya.

