Indonesia dapat memasuki resesi karena respon virus masih retak, tidak jelas: Ekonom

Jalan tol Slipi-Kemanggisan yang kosong di Jakarta Barat digambarkan pada 10 April. Perekonomian Indonesia dapat memasuki resesi dan mengalami pemulihan yang jauh lebih lama daripada negara-negara lain di Asia Tenggara jika manajemen pandemi COVID-19 pemerintah tetap “lambat” dan “ amatir ”, para ekonom telah memperingatkan. (JP / Donny Fernando)

JAKARTA,C.I.New’sEkonomi Indonesia mungkin memasuki resesi dan mengalami pemulihan yang jauh lebih lama daripada negara-negara lain di Asia Tenggara jika manajemen pandemi COVID-19 pemerintah tetap “lambat” dan “amatir”, para ekonom telah memperingatkan.

Resesi terjadi ketika suatu negara melihat penurunan produk domestik bruto (PDB) untuk dua kuartal berturut-turut bersamaan dengan indikator bulanan lainnya, seperti kenaikan pengangguran.

Ekonom senior Universitas Indonesia Faisal Basri menyuarakan keprihatinan atas penanganan krisis kesehatan oleh pemerintah, menambahkan bahwa dengan langkah-langkah penahanan saat ini, negara itu dapat melihat kontraksi ekonomi hingga 2,5 persen, atau pertumbuhan 0,5 persen dalam skenario kasus terbaik.

“Kebijakan ekonomi canggih yang diambil oleh pemerintah akan sia-sia jika langkah-langkah penahanan COVID-19 pemerintah tetap amatir,” kata Faisal saat diskusi online pada hari Jumat.

“Lintasan ekonomi Indonesia sangat sulit untuk diprediksi saat ini, karena pemerintah telah terlambat untuk melarang mudik [eksodus] sementara pembatasan sosial berskala besar tidak memiliki banyak dampak,” katanya, memperingatkan bahwa ekonomi negara itu pemulihan akan memakan waktu lebih lama dan menimbulkan biaya yang lebih tinggi.

Larangan mudik Idul Fitri pemerintah mulai berlaku Jumat dan akan tetap berlaku hingga 31 Mei dengan pembatasan perjalanan yang akan diberlakukan di zona merah COVID-19. Larangan itu muncul setelah pemerintah menolak panggilan dari para ahli kesehatan sejak akhir bulan lalu.

Virus SARS-CoV-2 telah menginfeksi setidaknya 8.800 orang dan menewaskan lebih dari 740 pada hari Minggu sore, menurut data resmi. Beberapa daerah secara nasional sekarang telah pindah untuk menerapkan pembatasan sosial skala besar (PSBB).

Sedikitnya dua provinsi dan 16 kota dan kabupaten di seluruh nusantara telah meminta untuk memberlakukan penguncian sebagian yang disetujui oleh Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.

Selain provinsi Jakarta dan Sumatera Barat, daerah lain di Jabodetabek, yaitu Depok, Bogor dan Bekasi di Jawa Barat dan Tangerang Selatan dan Tangerang di Banten, juga memberlakukan penguncian sebagian, seperti Bandung dan Cimahi di Jawa Barat, Pekanbaru di Riau, Tegal di Jawa Tengah dan Makassar di Sulawesi Selatan.

Jokowi sedang mengkalibrasi ulang strategi jarak jauh fisiknya yang berskala besar dan menyerukan agar pengujian ditingkatkan.

“Respons pemerintah Indonesia terhadap Covid-19 lambat, tidak jelas, dan retak,” tulis para peneliti Fitch Solutions dalam catatan penelitian.

“Mengingat upaya penahanan yang terlambat di Indonesia, kami percaya wabah Covid-19 kemungkinan akan bertahan lebih lama daripada di negara lain di kawasan ini. Dengan demikian, tindakan penahanan dan penutupan perbatasan juga akan tetap di tempat lebih lama. “

Fitch Solutions telah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 2,8 persen, turun dari proyeksi awalnya 4,2 persen, karena pengeluaran dan investasi diperkirakan akan melambat. Itu dibandingkan dengan proyeksi pertumbuhan PDB 2,3 persen pemerintah untuk tahun ini, yang akan menjadi tingkat terendah dalam 21 tahun. Di bawah skenario terburuk, pemerintah memperkirakan kontraksi ekonomi 0,4 persen.

“Kami menilai bahwa kontraksi dalam ekonomi bisa lebih dalam jika wabah tidak terkendali selama kuartal berikutnya, dan dengan demikian revisi lebih lanjut ke perkiraan pertumbuhan 2020 kami tidak boleh diabaikan,” tambah para peneliti.

“Kami percaya bahwa pengeluaran swasta akan runtuh akhir tahun ini karena kondisi ketenagakerjaan terus memburuk.”

Konsumsi rumah tangga menyumbang lebih dari setengah PDB Indonesia.

Pemerintah telah meluncurkan anggaran Rp 436,1 triliun (US $ 27,92 miliar) untuk paket stimulus COVID-19, setara dengan 2,5 persen dari PDB negara itu, yang terutama akan disalurkan ke program kesehatan, jaring pengaman sosial dan program pemulihan bisnis.

Berbicara dalam diskusi yang sama dengan Faisal, anggota staf khusus Kementerian Keuangan Masyita Crystallin mengatakan langkah-langkah penahanan negara itu “penting” untuk pemulihan ekonomi.

“Pemerintah saat ini meningkatkan langkah-langkahnya dan akan selalu berusaha untuk menyempurnakan kebijakan yang diambil untuk menangani krisis,” katanya.(Ibn)

Tinggalkan komentar